SRIGADING DILANDA "GEMPA DAN TSUNAMI"

29 April 2019 08:32:17 WIB

Sanden- Raungan sirine memecah keheningan, melalui radio komunikasi Sabtu siang (27/4) Lurah Desa Srigading Wahyu Widada,SE mengumumkan terjadinya Gempa yang berpotensi Tsunami di pantai Selatan. Forum Pengurangan Resiko Bencana (FBRB) Desa Srigading melakukan langkah cepat dengan membuka Posko di Aula Balai Desa. Laporan dari 20 pedukuhan masuk satu persatu. Dan setelah dikalkulasi terdapat 143 warga yang mengalami luka ringan, luka sedang 36, luka berat 9, sedangkan bangunan yang mengalami rusak ringan 91, rusak sedang 93, rusak berat 47. Tenaga kesehatan dari Puskesmas Sanden yang dihubungi segera datang. Anggota Polsek, Koramil Sanden, bahu membahu bersama anggota FPRB dan  Linmas  mengevakuasi para korban.

Korban yang mengalami luka ringan dan sedang dapat tertangani di Posko Desa Srigading, sedang yang mengalami luka berat sebagian dirujuk di RS Elizabeth Ganjuran, PKU Muhammadiyah Bantul dan RSD Panembahan Senopati Bantul.

Itulah gambaran simulasi pengananan bencana dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) yang dilaksanakan oleh FPRB Desa Srigading.

Ketua FPRB Agus Suwarno, A.Md menjelaskan, simulasi diikuti sekitar 300 orang terdiri siswa SD Wuluhadeg, SMPN 2 Sanden, SMKN 1 Sanden, warga masyarakat, Puskesmas, Koramil, Polsek, FPRB, Linmas, LPMD dan unsur kelembagaan desa lainnya.

Hadir pula Camat Sanden Slamet Santosa, SIP, Kasi Trantib, Manajer pusdalops BPDB Bantul Aka LukLuk  P, Staf Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPDB Bantul Jirokhim Soleh dan Sekretaris LPMD Drs.Sutanto.

Dalam sambutannya Camat Sanden mengapresiasi simulasi yang telah digelar tersebut. Menurutnya meski tak ada bencana hendaknya warga tetap siap siaga menghadapinya. Keterlibatan anak sekolah dalam simulasi tersebut dapat menumbuhkan pemahaman secara dini.

Sementara Aka Luk Luk memberi evaluasi yaitu pada saat pada saat tim kesehatan menangani pasien jangan sampai dicampuri dengan pelayanan logistik. “Ke depan perlu disiapkan skenario yang lebih detail lagi. Saat ini masih terlihat banyak personil yang menganggur seperti dari Polsek, Linmas, Koramil. Perlu juga ada pemisahan korban, misal yang sakit berat jangan sampai campur dengan yang sakit ringan”, jelasnya.

Jirokhim menambahkan, untuk pemilihan korban sebaiknya meminimalkan melibatkan anak-anak.”Melibatkan anak boleh, namun jangan sampai menakut-nakuti”.

Sutanto menilai penyelenggaraan simulasi sudah berjalan dengan lancar, namun masih disayangkan masih ada beberapa yang kurang bersungguh-sungguh melakoni perannya.”Kalau situasi gempa mestinya terlihat panik, wajahnya sedih. Jangan sampai malah sampai tersenyum”, imbuhnya.(tan)

Komentar atas SRIGADING DILANDA "GEMPA DAN TSUNAMI"

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 

kalender


Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License