Kalurahan Srigading

SrigadingNews - Pak Rujiyanta dan Pak Sugito, petani lahan pasir asal Tegalrejo, Srigading,  tidak menyangka sama sekali bahwa bunga matahari yang ditanamnya, kurang lebih tiga bulan yang lalu akan membawa keberuntungan. Pada awalnya, tanaman bunga  matahari (Helianthus annuus L) ini dimaksudkan sebagai "pengalihperhatian" hama kutu yang menyerang tanaman cabe merahnya. Rujiyanta maupun Sugito menanam cabe merah masing-masing di lahan SG yang luasnya sekitar 80 ru (1.120 m²). Saat ini tanaman  cabe merahnya berumur 3 bulan  dan sudah mulai berbuah walaupun masih berwarna  hijau. Bunga matahari itu ditanam mengelilingi lahan tanaman cabe merahnya.

Semenjak berbagai media sosial memberitakan, lahan pasir yang terletak di  jalur jalan lintas Selatan (JJLS) sekitar 500 meter sebelah Barat jembatan Samas, wilayah Pedukuhan Ngepet ini menjadi tujuan wisata dadakan. Fenomena ini terjadi semenjak 1 Suro, kata Rujiyanta, menurutnya jika pada hari Jumat dan Sabtu pengunjungnya rata-rata sekitar 200 orang. Bahkan menurut beberapa petani lahan pasir di sebelahnya, pada hari Minggu (1/10) yang lalu hasil perolehan parkir saja 1,5 juta rupiah lebih, yang dipungut Rp 2.000; untuk sepeda motor, sedangkan untuk  mobil Rp 5.000;, belum lagi dari hasil “tiket masuk” seharga Rp 5.000; per orang. “Benar benar tidak menyangka, akan membawa berkah seperti ini” kata Pak Gito, menurutnya, uang yang masuk sebagian untuk pemeliharaan tanamannya, karena banyak tanaman yang terinjak-injak oleh pengunjung.

Pada umumnya para pengunjung penasaran melihat berita yang viral di medsos, dan langsung membuktikannya. Mereka berfoto bersama ataupun berswafoto dengan latar belakang hamparan bunga matahari yang bermekaran, seperti halnya yang dilakukan Bu Erna dan keluarganya yang berasal dari Panggungharjo, Sewon. “Saya sudah dua kali ini ke sini, berselfie, foto-foto, apalagi udaranya segar”. Para pengunjung biasanya datang pada pagi atau sore hari menjelang matahari terbenam.